Cara Pewarnaan Gram, fungsi gram, dan metodelogin pewarnaan Gram
Pada tahun 1884, seorang bakteriologiwan Denmark secara
kebetulan menemukan prosedur pewarnaan Gram. Pewarnaan ini mungkin merupakan
salah satu prosedur yang amat penting dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi
bakteri. Dengan metode ini, bakteri dapat dipisahkan secara umum menjadi dua
kelompok besar yaitu 1)organisme yang dapat menajahan kompleks pewarna primer
ungu kristal iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak biru gelap atau
ungu), disebut Gram positive; 2) organisme yang kehilangan kompleks warna ungu
kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai oleh
pewarna tandingan, safranin (sel-sel tampak merah muda), disebut Gram negative
(Hadieotomo,1988).
Pewarnaan Gram (+-) |
Dalam bidang medis misalkan, masih dibutuhkannya sistem
sterilisasi temperatur rendah yang mampu membasmi bervariasi mikroorganisme
yang tergolong dalam Gram negative bacteria, Gram positive bacteria dan yeast.
Bidang medis inilah bidang yang setiap saat mengalami kontaminasi oleh berbagai
jenis bakteri dan yeast. Mikroorganisme ini menempati permukaan peralatan medis
(health care facilities) pada hampir semua tempat dirumah sakit.
Peralatan-peralatan tersebut kini banyak yang terbuat dari bahan-bahan yang
tidak tahan terhadap termik seperti plastik, kertas, dll (Nufailah,et,al,2005).
Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu bakteri positive dan
bakteri negative. Bakteri positive berwarna ungu karena didalamnya mengikat zat
warna kristal ungu iodium. Sedangkan bakteri Gram negative berwarna merah
karena mengikat warna sekunder. Pada dinding sel bakteri Gram positive dinding
selnya tebal sedangkan pada bakteri Gram negative dinding selnya tipis.
Tujuan Pewarnaan Gram
Menurut Waluyo (2008), tujuan dari pewarnaan adalah :
- Memudahkan melihat mikrobe dengan mikroskop
- Memperjelas ukuran dan bentuk mikrobe
- Melihat struktur dalam bakteri , seperti dinding sel dan
vakuola
- Menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia khas dari bakteri dengan zat warna
Menurut Volk (1992),
pewarnaan Gram pada tahun 1884 seorang dokter berkebangsaan Denmark Christian Gram
membuat zat pewarna khusus yang barang kali terpenting penggunaannya dalam
bakteriologi. Zat pewarna tersebut adalah pewarna dieferensial, karena dapat
membagi bakteri sejati menjadi 2 kelompok fisiologi, dengan demikian sangat
memudahkan identifikasi jenis.
Macam dan fungsi pewarnaan
Menurut Hadieotomo (1988), pewarnaan ini merupakan salah satu
yang amat penting dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan
metode ini, bakteri dapat dipisahkan secara umum menjadi dua kelompok besar,
yaitu : 1) organisme yang dapat menajahan kompleks pewarna primer ungu kristal
iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak biru gelap atau ungu),
disebut Gram positive; 2) organisme yang kehilangan kompleks warna ungu kristal
pada waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai oleh pewarna
tandingan, safranin (sel-sel tampak merah muda), disebut Gram negative.
Menurut Volk (1992), pewarnaan mungkin merupakan salah satu
prosedur yang paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Ada 5 macam
pewarnaan, yaitu : 1)Pewarnaan sederhana, memungkinkan untuk melihat bakteri
dengan jelas, tetapi tidak dapat membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda
dalam morfologi yang sama, 2)Pewarnaan tahan asam, untuk pewarnaan bakteri yang
mengandung sejumlah besar besar zat lipoid (berlemak) didalam dinding selnya
yang menyebabkan tidak permeabel terhadap zat warna yang umum, 3)Pewarnaan
spora, untuk pewarnaan bakteri yang membentuk endospora yang tahan terhadap
kondisi ekstrim sehingga dibutuhkan perlakuan yang keras, 4)Pewarnaan kapsul,
5)Pewarnaa negative, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai
latar belakangnya hitam gelap.
Perbedaan gram positif dan gram negatif
Menurut Hadioetomo (1988), diketahui bahwa komposisi dinding
sel bakteri Gram positive berbeda dengan bakteri Gram negative. Dinding sel
yang lebih yang tebal pada bakteri Gram positive menyusul oleh perlakuan
alkohol karena terjadi dehidrasi. Sedangkan sel-sel Gram negative mempunyai
kandungan lipid yang lebih tinggi pada dinding selnya dan lipid pada umumnya
larut dalam alkohol dan aseton. Contoh dari Gram positive adalah S.aureus dan Gram
negative adalah E.coli.
Perbedaan struktur dinding sel bakteri Gram positive dan Gram
negative sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna
dan penambahan larutan pemucat. Sebagian besar dinding sel bakteri Gram
positive terdiri dari peptidoglikan, sedangkan dinding sel bakteri Gram
negative mempunyai kandungan lipida yang tinggi dibandingkan dinding sel
bakteri Gram negative (Lay,1994).
Metodelogi pewarnaan gram
Alat dan fungsi
Alat yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar
tentang Pewarnaan Gram sebagai berikut :
· Incase : menginkubasi alat dan
media pada suhu kamar 25-27’C
Jarum loop : untuk inokulasi dari media
pada ke cair atau sebaliknya
Objek glass : untuk tempat bakteri
Mikroskop : untuk mengamati
mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
Sprayer : untuk wadah alkohol
0,70%
Nampan : untuk tempat alat dan
bahan
Pipet tetes : untuk mengambil larutan
dalam skala kecil ukuran 1-10ml
Cover glass : untuk menutup objek glass
Bunsen : sebagai pemanas dalam
skala kecil dan pengkondisian steril
Rak tabung reaksi : untuk
tempat tabung reaksiBahan dan fungsi
Bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar
tentang Pewarnaan Gram sebagai berikut:
Aquadest : untuk membilas larutan
Etanol :
indikator untuk melunturkan lemak
Safranin : Indikator untuk
pewarna sekunder
Kristal ungu : indikator untuk pewarna primer
Iodium :
indikator untuk memperkuat warna
Kertas label : untuk menandai alat atau bahan
Tissue :
untuk membersihkan alat dan bahan
Alkohol 70% : untuk mensterilkan tangan dan daerah
pengamatan.
Cara kerja
Pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi pewarnaan Gram yang
pertama kali dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang
digunakan adalah cawan petri, objek glass, bunsen, jarum loop, pipet tetes, dan
mikroskop. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah NA, kristal ungu,
iodium, etanol 70%, safranin, dan aquadest.
Langkah selanjutnya adalah diambil bakteri dari media isolasi
menggunakan jarum loop karena apabila menggunakan jarum ose dapat merusak
media. Jarum loop juga terlebih dahulu dipanaskan diatas bunsen agar kondisinya
aseptis. Setelah itu disentuhkan pada medium yang tidak ada bakterinya, karena
jika kondisi terlalu panas bakteri bisa mati. Setelah itu diambil bakteri dan digoreskan
pada objek glass. Kemudian objek glass difiksasi di dekat bunsen untuk
mengkondisikan aseptis dan untuk memperluas struktur internal dan eksternal
dari sel dan mikroorganisme. Kemudian ditetesi dengan kristal ungu menggunakan
pipet tetes dan didiamkan selama 1 menit. Hal ini bertujuan karena pada saat 1
menit diasumsikan sudah mengunci kristal ungu dan fungsi dari kristal ungu
sendiri adalah sebagai pewarna primer.
Setelah itu dibilas dengan aquadest, hal ini bertujuan agar
sisa kristal ungu yang dapat luntur dan memperjelas pengamatan. Setelah dibilas
dengan aquadest, lalu ditetesi dengan iodium dan dibiarkan selama 2 menit,
iodium berfungsi sebagai penguat warna kristal ungu, dan didiamkan selama 2
menit karena pada waktu diasumsikan telah cukup jelas memberikan warna ungu
pada bakteri. Setelah itu dibilas lagi dengan aquadest, hal ini bertujuan untuk
membersihkan sisa iodium pada bakteri. Kemudian dicuci dengan etanol 70%
berfungsi untuk melarutkan lemak, kemudian dibilas kembali dengan aquadest. Hal
ini bertujuan untuk memperjelas pengamatan. Setelah itu ditetesi dengan
safranin. Safranin berfungsi sebagai pewarna sekunder dan sebagai tanda bahwa
bakteri tersebut merupakan Gram negatrif. Dibiarkan menit karena
waktu tersebut diasumsikan bahwa dinding sel telah mengunci safranin. Kemudian
dibilas dengan aquadest, hal ini bertujuan untuk membilas sisa safranin dan
untuk memperjelas pengamatan. Kemudian diamati preparat dibawah mikroskop lalu
digambar sesuai hasil yang diamati.
Analisa Hasil
Pada praktikum Mikrobiologi Dasar tentang pewarnaan Gram
didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar yang diambil dari mikroskop ini setelah proses
pewarnaan Gram pada media NA10-5B. Hasilnya berwarna ungu (Gram positif) karena
bakteri tersebut mengikat kompleks zat warna kristal ungu iodium.
Gambar ini diambil dari mikroskop setelah proses pewarnaan Gram,
bakteri yang diambil berasal dari media NA 10-4A. Hasilnya berwarna merah Gram
negatif karena mengikat warna sekunder.
Menurut Hadieotomo (1988), bakteri dapat dipisahkan secara
umum 2 kelompok besar yaitu: 1) 1)organisme yang dapat menajahan kompleks
pewarna primer ungu kristal iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak
biru gelap atau ungu), disebut Gram positive; 2) organisme yang kehilangan kompleks
warna ungu kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian
terwarnai oleh pewarna tandingan, safranin (sel-sel tampak merah muda), disebut
Gram negative.
0 Komentar untuk "Cara Pewarnaan Gram, Fungsi Pewarnaan, serta Metodelogi Pewarnaan Gram"